Kita wajib mempelajari cara-cara mengelola resiko dalam trading forex, komoditas, maupun indeks untuk melindungi dana kita ketika harga bergerak ke arah yang tidak kita inginkan.
Resiko dalam dunia trading:
- Resiko pasar. Resiko pasar, atau market risk, muncul akibat perubahan harga yang terjadi di luar perkiraan trader.
- Resiko suku bunga. Perubahan suku bunga bank sentral suatu negara beresiko mempengaruhi nilai mata uang negara tersebut.
- Resiko leverage. Leverage membantu Anda memaksimalkan peluang profit, tapi nilai leverage yang besar juga berarti resiko loss yang lebih besar.
- Resiko modal. Resiko modal muncul akibat trading tanpa rencana yang matang, di mana harga tidak bergerak ke arah yang diperkirakan, tidak ada cut loss, dan trader kehabisan modal karena terus menunggu perubahan arah harga.
Cara mengelola resiko dalam trading.
Walaupun trader pemula dan trader pro sama-sama terekspos berbagai resiko di atas, bedanya adalah trader pro paham cara mengatur resiko. Sehingga, resiko yang diterima tidak terlalu besar dan dapat ditanggulangi.
Berikut adalah beberapa risk management atau pengaturan resiko yang dapat anda terapkan saat trading:
1. Tentukan toleransi resiko.
Ajukan pertanyaan ini saat membuat rencana trading dan sebelum membuka posisi di pasar: 'Berapa kerugian yang dapat saya terima?'
Jika anda belum tahu berapa kerugian yang dapat anda terima, anda akan sangat rentan mengalami kerugian dalam jumlah besar. Normalnya, trader menentukan batas loss per transaksi di kisaran 1% - 5% dari dana yang dimiliki. Misalnya, anda punya dana $1000, maka batas loss anda antara $10-$50 saja untuk satu transaksi. Jumlah ini terhitung cukup kecil dan dapat anda 'lunasi' dengan peluang profit di transaksi-transaksi berikutnya.
2. Gunakan stop loss dan take profit di setiap transaksi.
Setelah mengetahui toleransi resiko, anda dapat memanfaatkan fitur stop loss untuk memasang level batas kerugian. Dengan stop loss, anda tidak perlu terus menerus mengamati chart tanpa jeda untuk berjaga-jaga, karena posisi anda akan otomatis tertutup jika harga menyentuh level stop loss. Dengan begitu, anda terhindar dari kerugian yang jauh lebih besar jika harga berubah arah.
Berbeda dengan stop loss, take profit mengatur level batas keuntungan, tapi cara kerjanya sama. Saat harga menyentuh level take profit, posisi anda akan otomatis tertutup sehingga profit anda langsung terealisasi. Kedua fitur ini dapat anda akses di MIFX Mobile sebelum membuka posisi.
3. Hindari overtrading.
Overtrading di sini dapat berupa transaksi dengan lot yang besar, di mana jumlah lot ini tidak sebanding dengan ketahanan modal. Jika harga tidak sejalan dengan posisi yang dibuka, akun trader tersebut akan terkena autocut dan mengalami kerugian dalam jumlah besar. Karena itu, pertimbangkan juga jumlah lot saat akan membuka posisi.
4. Atur risk-to-reward ratio.
Untuk mengelola resiko trading jangka panjang, gunakan risk-to-reward ratio (RRR) untuk membuat perbandingan batas resiko rugi dan target profit dalam setiap transaksi. Pastikan rasio minimal yang anda gunakan adalah 1:2 untuk mendapatkan hasil yang positif dalam jangka panjang.
5. Pelajari psikologi trading.
Aspek psikologi memegang peranan penting dalam trading. Trader yang emosional cenderung kesulitan untuk konsisten mengikuti rencana trading yang sudah dibuat.
Pada dasarnya, prinsip bisnis trading sama dengan bisnis lainnya. Semua faktor harus diperhitungkan dan direncanakan untuk melindungi kelangsungan bisnis dan modal anda, termasuk faktor resiko kerugian.
Dengan mempersiapkan risk management yang matang, anda akan dapat trading dengan lebih nyaman dan percaya diri karena anda tahu anda masih punya rencana B jika rencana A tidak berhasil.
Forex, Emas, Investasi, Broker, Cirebon - Monex Cirebon
July 23, 2021
July 23, 2021